Pages
Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif | Penelitian Kuantitatif |
Desain tidak terinci, fleksibel, timbul "emergent" serta berkembang sambil jalan antara lain mengenai tujuan, subjek, sampel, dan sumber data. | Desain terinci dan mantap. |
Desain sebenarnya baru diketahui dengan jelas setelah penelitian selesai (retrospektif). | Desain direncanakan sebelumnya pada tahapan persiapan (projektif) |
Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, hipotesis lahir sewaktu penelitian dilakukan; hipotesis berupa "hunches", petunjuk yang bersifat sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa pertanyaan yang mengarahkan pengumpulan data. | Mengemukakan hipotesis sebelumnya, yang akan diuji kebenarannya. |
Hasil penelitian terbuka, tidak diketahui sebelumnya karena jumlah variabel penelitian tidak terbatas | Hipotesis menentukan hasil yang diharapkan; hasil telah diramalkan (apriori); hasil penelitian telah terkandung di dalam hipotesis, jumlah variabel terbatas |
Desain fleksibel, langkah-langkah tidak dapat dipastikan sebelumnya dan hasil penelitian tidak dapat diketahui atau diramalkan sebelumnya | Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian serta hasil yang diharapkan |
Analisis data dilakukan sejak mula penelitian dan dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data, walaupun analisis akan lebih banyak pada tahap-tahap selanjutnya. | Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul pada tahap akhir. |
21.59 | Label: Pendidikan | 0 Comments
Tips Merawat Perangkat Keras (Hardware) Komputer / Laptop
Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk memelihara dan menjaga perangkat keras “hardware” dan perangkat lunak “software” komputer dan laptop.
- Tempatkan perangkat komputer di tempat yang bersih dan terjaga suhu dan kelembaban udaranya. unakan perangkat stabiliser, berguna untuk menjaga stabilitas tegangan listrik ke power supply.
- Gunakan UPS (Uninterruptable Power Supply), berguna disaat listrik mati maka komputer akan tetap standby dalam beberapa waktu. Dan bisa mematikan komputer dengan prosedur yang benar.
- Secara berkala bersihkan disk drive dengan menggunakan disk cleaner atau sejenisnya.
- Pada printer gunakan tinta dan pita semestinya, karena bisa mempengaruhi head printer dan bisa mengakibatkan kerusakan.
- Jangan menghubungkan atau melepas perangkat dalam kondisi komputer hidup, dapat menimbulkan kerusakan komponen karena adanya hubungan singkat pada konektor.
- Hindarkan perangkat disk drive dari medan magnet karena dapat merusak isi dari disk itu sendiri.
- Hidup dan matikan OS komputer sesuai prosedur yang benar.
- Gunakan program bantu anti virus, bisa menggunakan yang premium atau yang freeware (antivirus gratis dah banyak tersedianya fasilitas dan kualitasnya hampir menyamai yang premium).
- Backup data secara berkala, bisa menggunakan partition hard disk, CD, atau software untuk backup-restore.
- Scan terlebih dahulu perangkat “USB atau disket” yang masuk ke komputer, untuk mengindari adanya virus, sophware atau sejenisnya.
- Menata hard disk secara berkala, dengan scan disk dan defrag (OS windows sudah menyediakan dan ada beberapa software free yg mendukung hal tersebut)
- Instalasi sistem aplikasi sebaiknya sesuaikan dengan kebutuhan, tambah dan sediakan ruang kosong pada sistem hard disk bila cukup banyak aplikasi yg diinstal, dan kurangi aplikasi yg tidak diperlukan.
07.02 | Label: Komputer | 4 Comments
SAFRUDIN: Perkembangan Islam masa modern (1800 - Sekarang )
SAFRUDIN: Perkembangan Islam masa modern (1800 - Sekarang ): Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama ...
09.19 | | 0 Comments
Seorang Guru di dalam mengembangkan media Pembelajaran Berbasis TIK
A. Konsep DAN PERANAN TIK dalam Pendidikan
Pemanfaatan TIK di dalam dunia pendidikan merupakan suatu keniscayaan, meski tidak mungkin menggantikan peran personal dan “kemanusiaan” guru. Bahkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2006), sudah menjadi kebutuhan mutlak yang harus dimiliki dan dimanfaatkan apabila ingin meningkatkan kualitas pendidikan.
Di tingkat satuan pendidikan, TIK berperan sebagai:
(1) keterampilan (skill) dan kompetensi;
(2) infrastruktur pembelajaran;
(3) sumber bahan belajar;
(4) alat bantu dan fasilitas pembelajaran;
(5) pendukung manajemen pembelajaran; dan
(6) sistem pendukung keputusan (Munir, 2008).
Di tingkat makro, peran TIK di dunia pendidikan akan dapat:
(1) meningkatkan e-literacy masyarakat;
(2) mengurangi dampak digital gap;
(3) melahirkan daya saing nasional; dan
(4) menjadi center of excellence.Informasi adalah sejumlah data yang diproses melalui prosedur pengolahan data.
Tujuannya untuk menguji apakah tingkat kebenaran dan ketercapaiaannya sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim (komunikator atau sender) menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Arti lainnya, segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik, seperti mikrokomputer, komputer mainframe, pembaca barcode, software pemroses transaksi perangkat lunak untuk lembar kerja, peralatan komunikasi dan jaringan.TIK diartikan sebagai proses penyampaian data menggunakan alat komunikasi sehingga terjadi sistem pengiriman data.
TIK merupakan teknologi terpadu sebagai tahap lanjut dari teknologi cetak, audio-visual, dan teknologi berbasis komputer.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut computer-based intruction (CBI), computer assisted instruction (CAI), atau computer-managed instruction (CMI).Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Keistimewaan teknologi ini, khususnya dengan menggunakan komputer yang berspesifikasi tinggi, yaitu tingginya interaktivitas pembelajar dengan berbagai macam sumber belajar.
B. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran berbasis komputer erat sekali kaitannya dengan konsep multimedia. Tay (2000) dan Thompson (1994) mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi teks, grafik, suara, animasi dan video secara interaktif.Multimedia merupakan semua media yang berbeda karakteristiknya namun digunakan untuk tujuan yang sama, minimal mendukung pencapaian tujuan makna yang ingin dipahami oleh khalayak dari pihak komunikator (Darmawan, 2007:253).Hooper (2002) menyebutkan bahwa multimedia sebagai media presentasi berbeda dari multimedia sebagai media pembelajaran. Media presentasi tidak menuntut pengguna berinteraktivitas secara aktif di dalamnya; sekalipun ada interaktivitas tetapi samar (covert).
Media pembelajaran melibatkan pengguna dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut proses mental di dalam pembelajaran. Aktivitas mental spesifik yang dibutuhkan di dalam terjadinya pembelajaran dapat dibangkitkan melalui manipulasi peristiwa-peristiwa instruksional (instructional events) yang sistematis. Dalam hubungan ini Hooper menekankan peran penting suatu desain instruksional di dalam multimedia pembelajaran (educational multimedia).
Dengan demikian multimedia pembelajaran adalah paket multimedia interaktif di mana di dalamnya terdapat langkah-langkah instruksional yang didisain untuk melibatkan pengguna secara aktif di dalam proses pembelajaran.Istilah spesifik bagi paket pembelajaran berbasis komputer adalah CAI (Computer Assisted Instruction), CAL (Computer Assisted Learning) atau CBL (Computer Based Learning). Paket-paket tersebut dapat merupakan multimedia dalam arti luas (mengandung teks, audio, animasi, video, bahkan simulasi) atau hanya terbatas mengandung beberapa media seperti teks dan gambar saja. Tetapi ketiganya secara eksplisit menekankan adanya instruksional yang didesain di dalamnya.
Keunggulan yang paling menonjol dari multimedia adalah interaktivitasnya. Bates (1995) berargumen bahwa di antara media-media lain, interaktivitas multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Media televisi pun sebenarnya menyediakan interaktivitas, tetapi interaktivitas yang samar (covert).Multimedia secara inheren memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi. Interaksi ini bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Interaksi sederhana misalnya pengguna harus menekan keyboard atau melakukan klik dengan mouse untuk berpindah-pindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan, kemudian komputer merespon dengan memberikan jawaban benar melalui suatu umpan balik (feedback).Interaksi yang kompleks misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi sederhana pengguna dapat mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau simulasi kompleks seperti simulasi menerbangkan pesawat udara.
C. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Komputer
Pengelolan proses pembelajaran berbasis komputer meliputi aspek-aspek komponen pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Kedua aspek tersebut dijelaskan berikut ini.
1. Aspek Komponen Pembelajaran
Proses pembelajaran berbasis komputer, pada dasarnya menempuh tahap-tahap perencanaan, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar. Masing-masing tahapan tersebut, penulis ringkaskan berikut ini.
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan komponen-komponen dalam sistem pembelajaran. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, terdiri atas:
(1) merumuskan tujuan khusus;
(2) memilih pengalaman belajar;
(3) menentukan kegiatan belajar mengajar;
(4) menentukan orang yang akan terlibat membantu dalam proses pembelajaran;
(5) menyeleksi bahan dan alat;
(6) merencanakan penggunaan fasilitas fisik;
(7) merencanakan evaluasi dan pengembangan (Sanjaya, 2008).
Sehubungan dengan langkah penyeleksian alat dan bahan di perencanaan pembelajaran tersebut, maka untuk perancangan materi pembelajaran ke dalam bentuk sajian berbantuan komputer harus mengkominasi kategori-kategori teks, audio, gambar, animasi, dan simulasi.
Desain materi pembelajaran berbasis komputer dikembangkan berdasarkan teori kognitif dan teori pembelajaran Adaptive Learning Theory, Preferred Modality Theory, dan Cognitive Flexibility Theory.
Adaptive Learning Theory memungkin siswa melalui pembelajaran dengan pengalaman belajar yang berbeda. Guru mencapainya dengan menggunakan berbagai materi dan strategi pembelajaran untuk membuat software pembelajaran. Untuk itu, guru perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai strategi dan pendekatan pembelajaran dalam membuat atau menyiapkan suatu media pembelarajaran berbasis TIK.
Prefered Modality Theory digunakan bagi pemebelajaran di mana siswa mempunyai kecenderungan potensi kemampuan yang berbeda. Ini bermakna sebagaian siswa ada yang lebih meyukai belajar sambil mendengar atau sebagian siswa lagi lebih menyukai belajar sambil melihat dan mendengar. Dengan demikian, perancangan software perlu memuat kombinasi teks, grafik, suara dan animasi dengan bijak
Cognitive Flexibelity Theory, menurut teori ini, suatu materi pembelajaran akan dipelajari dengan lebih mendalam apabila siswa tersebut belajar dengan cara non-linier. Hal ini disebabkan karena setiap materi pembelajaran merangkumi berbagai aspek dan domain. Dalam hal ini pengembangan software tidak harus menyerupai metafora buku yang lebih linear atau berurutan dari segi pendekatan penyampaian pengetahuannya.
b. Mengelola Kelas
Pengelolaan proses pembelajaran di dalam laboratorium multimedia memerlukan persiapan yang rapi. Sehubungan dengan itu, Munir (2008) menyebutkan tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) teknik pemantauan; (b) penyimpanan rekod; dan (c) software dan bahan pengajaran.
Teknik pemantauan, pemantauan aktivitas dan pencapaian pembelajaran merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar berbasis TIK. Tujuan pengajaran dan pembelajaran perlu dicapai disetiap waktu. Dalam proses belajar mengajar berbasis TIK, komputer memikul separuh tanggung jawab mengajar melalui programnya yang lebih tertumpu kepada aktivitas individu dan kelompok kecil. Dalam hal ini, guru lebih berfungsi motivator dan penyemangat. Namun demikian, seorang guru juga harus mampu mengendalikan siswa dalam kelompok besar. Seorang guru perlu memiliki kearifan tentang aplikasi dan fungsi serta isi program software, multimedia, buku teks dan lembar kerja siswanya.
Sebelum pengajaran dimulai disarankan agar guru mencoba terlebih dahulu dan memahirkan diri dalam menggunakan program software multimedia agar wujud keyakinan diri selama proses belajar mengajar berlangsung. Setiap tujuan pengajaran dan pembelajaran memerlukan pendekatan yang sesuai. Komputer digunakan secara individu seperti untuk keperluan drill and practice, tutorial, simulasi, permaianan dan penyelesaian masalah, teknik pemantaunnya lebih kurang sama. Guru perlu memastikan bahwa aktivitas tertentu dijalankan pada waktu dan urutan yang benar. Siswa yang telah mahir pada topik sebelumnya beralih ke topik berikutnya.
Penyimpanan Rekord (Record Keeping), dalam pengajaran dan pembelajaran berbasis TIK dapat dijalankan secara automasi atau manual. Pengguna lebih cenderung membuat penyimpanan rekod dengan menggunakan software khusus yang dapat diperoleh di pasaran atau mengguanakan paket software komputer yang telah di ‘built-in’, di dalam komputer. Dengan demikian tujuan pengelolaan penyimpanan rekod tercapai siswa. Bagaimanapun cara yang digunakan, hal terpenting ialah menyimpan rekod hasil belajar siswa dengan teratur dan sistematis. Hal ini penting dalam suatu proses belajar mengajar.
Berikut ialah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengelola software dan bahan-bahan pengajaran menggunakan komputer:
- Kemudahan memperoleh (availability). Pastikan software dan bahan pelajaran mudah diperoleh, guru perlu menyimpan semua software, manual dan bahan lainnya yang berkaitan secara sistematik; mewujudkan sistem penyimpanan stok; desain tempat penyimpanan agar semua bahan mudah diperoleh kembali.
- Peraturan. Adanya aturan dalam menggunakan komputer dan software akan menjadikan pengelolaan kelas lebih mudah. Siswa perlu diberi penjelasan terperinci tentang peraturan tersebut. Peraturan pengaduan kerusakan software juga diperlukan
- Bimbingan dan bantuan teknis. Pastikan siswa mendapat pengajaran yang baik karena dibimbing oleh seorang yang arif tentang pengajaran dan pembelajaran berbasi TIK. Bimbingan dan bantuan teknis tersebut meliputi: (1) Mengatur bimbingan yang rapi agar semua proses belajar mengajar dapat diikuti siswa dan segala kesalahan dapat diperbaiki; (2) Diperlukan bantuan seorang yang betul-betul arif tentang aplikasi pembelajaran agar dapat membantu siswa sekiranya ada masalah.
c. Mengevaluasi Hasil Belajar
Evaluasi memiliki dua karakterisik. Pertama, sebagai suatu proses. Dalam evaluasi terdapat berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Evaluasi merupakan sebuah rancangan kegiatan untuk menentukan judgement terhadap sesuatu. Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Evaluasi yang baik adalah yang memenuhi fungsi-fungsi: (1) umpan balik bagi siswa; (2) mengetahui ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan; (3) memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum; (4) dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam pengambilan keputusan, khususnya untuk menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier; (5) berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menetukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai; (5) berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah (Sanjaya, 2009).
2. Aspek Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Komputer
Media komunikasi dalam pembelajaran sebagaimana diuraikan oleh Prawiradilaga dan Siregar (2004), dapat memenuhi banyak fungsi yang bermanfaat bagi siswa. Fungsi-fungsi yang dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Memberikan Pengetahuan tentang Tujuan Belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberitahu tentang pengetahuan yang akan diperolehnya atau keterampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kemahiran yang diharapkan. Untuk pembelajaran alam kawasan perilaku psikomotor atau kognitif, media visual khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
b. Memotivasi Siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi siswa sering kali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin keadaan di masa depan, di mana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran.
Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah media yang apat menunjukkan (show) sesuatu atau menceritakan (tell) hal tersebut. Bila teknik bermain peran digunakan, pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga sering kali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.
- c. Menyajikan Informasi
- Dalam sistem pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa kelompok dengan kurikulum yang sama, media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang alain seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
Ada tiga jenis variasi penyajian informasi: (a) penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas; (b) penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian asar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber tambahan ke dalam kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun; (c) penyajian pengayaan (enrichment), merupakan informasi yang bukan merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, digunakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap diri siswa.
d. Merangsang Diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi sering kali disebut papan loncat (springboard), diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik.
Penyajian dibiarkan terbuka (open-ended), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka msalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi. Film atau video sering kali digunakan untuk tujuan ini.
e. Mengarahkan Kegiatan Siswa
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara ingkat atau sebentar-sebnetar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi langkah (step by step).
Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti tugas pekerjaan rumah samapai pengarahan langkah demi langakh percobaan laboratorium yang kompleks. Permaianan merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
f. Melaksanakan Latihan dan Ulangan
Dalam belajar keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor, pengulangan respon-respon dianggap sangat penting untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Istilah drill digunakan untuk jenis respons yang leboh sederhana seperti menerjemahkan kata-kata asing atau mengucapkan kata-kata asing. Practice biasanya berhubungan dengan kegiatan yang lebih kompleks yang membutuhkan koordinasi dari beberapa keterampilan dan biasanya merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan olah raga tim atau individual, memecahkan berbagai bentuk masalah.
Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola komputer. Laboratorium bahasa juga salah satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan.
g. Menguatkan Belajar
Penguatan sering kali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah kepuasam yamg dihasilkan dari belajar, di mana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespons dengan tingkah laku yamg diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respons diberikan. Karena itu harus terintegrasi dengan fungsi media yang membangkitkan respons siswa. Jenis penguatan yang umum digunakan adalah pengetahuan tentang hasil (kowledge of result).
Suatu program media bertanya kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk segera mengetahui jawaban yang benar. Jika jawaban siswa benar dan ia tahu, ia dikuatkan, bahkan jika jawabannya salah, evaluasi dari jawabannya, menunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, juga dapat menguatkan.
h. Memberikan Pengalaman Simulasi
Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi pelatihan pilot. Instruktur biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian segera dan menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan mengatasi masalah. Media komunikasi sering kali memegang peranan penting dalam simulasi, sejak siswa harus mengkomunikasikan informasi kepada mesin dan sebaliknya mesin mengkomunikasikan informasi pengguna tentang pencapaiannya. Simulator tidak terbatas pada sistem yang konkret dan self contained, tetapi dapat diaplikasikan pada sistem yang lebih abstrak seperti ekonomi nasional dari negara kuno, anggaran belanja sistem sekolah atau fungsi bantuan kedutaan dalam negara Afrika.
D. Fungsi dan Posisi Guru dalam PEMBELAJARAN Berbasis tik
Penguasaan TIK dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan bagi para guru. Ada beberapa asumsi dan prasyarat pendukung efektivitas pembelajaran berbantuan TIK. Pertama, guru berperan sebagai fasilitator yang memberi kemudahan belajar kepada murid. Kedua, guru bukan satu-satunya sumber informasi, bukan hanya mentransfer pengetahuan dan instruktur, melainkan subjek yang belajar dari siswa sekaligus mitra belajar siswa. Ketiga, guru sebagai programer, yang selalu menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program, piranti keras dan lunak yang akan dimanfaatkan untuk membelajaran siswa (Munir, 2008).
Sudjana dan Rivai (1989) menjelaskan beberapa model pembelajaran berbantuan komputer, yaitu: (1) model latihan dan praktik; (2) model tutorial; (3) model problem solving; (4) model simulasi; dan (5) model permainan (games). Pembagian lainnya adalah:
(1) Model Selektif (Klasikal): penggunaan komputer dengan sebuah media tayang lebar di dalam kelas.
(2) Model Sekuensial (Berurutan): perangkat komputer yang tersedia di sekolah belum memungkinkan seluruh siswa menggunakannya. Siswa mendapat kesempatan melakukan sendiri, secara bergantian menggunakan komputer untuk mengeksplorasi informasi yang dilakukan secara berurutan.
(3) Model Laboratorium (Individual): model ini yang paling ideal di mana setiap siswa dapat menggunakan perangkat komputer untuk mengakses materi ajar. Siswa dapat belajar secara mandiri, juga dapat meng-copy software untuk digunakan di rumah sebagai bahan remedial. Selain itu siswa dapat menggunakan media internet di luar jam sekolah untuk menerima atau mengirim tugas, mencari bahan dari luar sekolah.
Tahapan komunikasi yang dilalui pengguna aplikasi multimedia: (1) komputer menyajikan materi pelajaran; (2) siswa mempelajari materi tersebut; (3) komputer mengajukan pertanyaaan; (4) siswa memberikan respon; (5) komputer memeriksa respon tersebut; bila benar, komputer menyajikan materi berikutnya, tetapi jika jawaban salah, komputer memberikan jawaban benar dan penjelasan.
Untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu: concept, design, material, collecting, assembly, testing dan distribution.
(1) Concept, menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audiens, dalam hal ini tentunya siswa);. menentukan macam aplikasi (presentasi, interaktif, dll) dan tujuan aplikasi (hiburan, pelatihan, pembelajaran, dan lainnya);
(2) Design, membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk prgoram;
(3) Material Collecting, mengumpulkan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; tahap ini dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly;
(4) Assembly, membuat/memroduksi semua objek atau bahan multimedia, melibatkan tenaga spesialis yang terampil atau mampu memanfaatkan berbagai jenis software. Pembuatan aplikasi multimedia ini berdasarkan storyboard dan struktur navigasi yang berasal dari tahap desain;
(5) Testing, dilakukan setelah selesai tahap assembly dengan menjalankan aplikasi/program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Disebut juga tahap pengujian alpha (alpha test) di mana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri;
(6) Distribution, penyimpanan aplikasi dalam suatu media penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, maka dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut.
Sumber bacaan :
Bates, A. W. 1995. Technology, Open Learning and Distance Education.
Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi & Komunikasi. Bandung: Arum Mandiri Press.
Feldman.1994. The Multimedia Handbook. London:Blueprint.
Gagne. R. M and Briggs. L. 1989. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rineheart and Winston.
Indrajit dan Djokopranoto. 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Yogyakarta: Andi offset.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Prawiradilaga dan Siregar. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
09.15 | Label: Pendidikan | 1 Comments
Perkembangan Islam masa modern (1800 - Sekarang )
Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama persoalan ini adalah kerajaan Turki Usmani yang langsung menghadapi kekuatan Eropa yang pertama kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa dan pejuang-pejuang Turki tergugah untuk belajar dari Eropa.
Guna pemulihan kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut antara lain
- Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762) M di India dan Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said Muhammad Sanusi dari Al Jazair
- Gerakan penerjemahan karya-karya Barat kedalam bahasa Islam dan pengiriman para pelajar muslim untuk belajar ke Eropa dan Inggris
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik. Ide politik yang pertama muncul yaitu Pan Islamisme atau persatuan Islam sedunia yang digencarkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah, setelah itu diteruskan dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islam yang bernama Jamaluddin Al Afghani (1839-1897).
Menurut Jamaluddin, untuk pertahanan Islam, harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang dibawah panji bersama dan juga berusaha membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri-negeri islam. Dengan ide yang demikian, ia dikenal atau mendapat julukan bapak nasionalisme dalam Islam.
Gagasan atau ide Pan Islamisme yang digelorakan oleh jamaluddin disambut oleh Raja Turki Usmani yang bernama Abd. Hamid II (1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri Islam. Akan tetapi setelah Turki Usmani kalah dalam perang dunia pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh Musthofa Kemal seorang tokoh yang mendukung gagasan nasionalisme, rasa kesetiaan kepada Negara kebangsaan.
Di Wilayah Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Hijaz, irak, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan Negara arab dibentuk suatu liga yang bernama Liga Arab yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1945.
Di India dibentuk gerakan nasionallisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India dan juga dibentuk komunalisme yang digagas oleh Komunalisme Islam yang disuarakan oleh Liga Muslimin yang merupakan saingan bagi Partai Kongres nasional. Di India terdapat pembaharu yang bernama Sayyid Ahmad Khan (1817-1898), Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948).
Di Indonesia, terdapat pembaharu atau partai politik besar yang menentang penjajahan diantaranya
a. Sarekat Islam (S I ) dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912 dan merupakan kelanjutan dari Sarikat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 1911.
b. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno (1927)
c. Pendidikan nasional Indonesia (PNI-baru) didirikan oelh Mohammad Hatta
(1931)
d. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) menjadi partai politik tahun 1932 yang
dipelopori oleh Mukhtar Luthfi
Munculnya gagasan nasionalisme yang diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut merupakan asset utama umat Islam dalam perjuangan untuk mewujudkan Negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan nasionalisme dan perjuangan dari partai-partai politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamirkan kemerdekaannya yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Negara kedua yang terbebas dari penjajahan yaitu Pakistan. Merdeka pada tanggal 15 agustus 1947 dengan presiden pertamanya Ali Jinnah.
Di wilayah timur tengah, Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952 dengan pimpinan pemerintahan yang bernama Jamal Abd Naser. Irak merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan Negara lain seperti Jordania, Syiria dan Libanon merdeka pada tahun 1946
Di Afrika, Lybia merdeka pada tahun 1962, Sudan, Maroko merdeka tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962. Negara lain yang merdekanya hamper bersamaan seperti Negara Yaman Utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab.
Di Asia Tenggara, Malaysia, Singapura merdeka tahun 1957 dan Brunai Darussalam merdeka pada tahun 1984. Selain itu, Negara Islam yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan, Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun 1992
Perkembangan Islam, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Pada Abad Modern
Masa kebangkitan Islam atau disebut dengan masa pembaharuan mulai menggeliat pada tahun 1800 M. Pada masa tersebut kalangan kaum muslimin banyak yang mengerahkan pemikirannya untuk kemajuan agama Islam. para Ulama, Cendekiawan muslim di berbagai wilayah Islam banyak yang intens terhadap study Islam sehingga keortodokannya mulai ditinggalkannya. Sehingga pada masa pembaharuan tersebut ilmu pengetahuan, kebudayaan dan ajaran islam berkembang di berbagai Negara seperti Negara India, Turki, Mesir.
Tokoh pembaharu yag ternama adalah Muhammad ibn Abdul Wahab di Arabia dengan Wahabiyahnya pada tahun 1703-1787 M. Gerakan ini memiliki pengaruh yang besar pada abad ke – 19. Upaya dari gerakan ini adalah memperbaiki umat Islam sesuai dengan ajaran Islam yang telah mereka campur adukkan dengan ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke 13 telah tersebar luas di dunia Islam.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, di Turki Usmani mengalami kemajuan dengan usaha-usaha dari Sultan Muhammad II yang melakukan terhadap umat Islam di negaranya untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya melakukan pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran, lembaga-lembaga Islam diberikan muatan pelajaran umum dan upaya mendirikan “ Mektebi Ma’arif” guna menghasilkan tenaga ahli dalam bidang administrasi dan “Mektebi Ulumil Edebiyet” guna menghasilkan tenaga penterjemah yang handal serta upaya mendirikan perguruan tinggi dengan berbagai jurusan seperti kedokteran, teknologi dan militer.
Pada tanggal 1 November 1923 kesultanan Turki dihapuskan dan diganti dengan Negara Republik dengan presiden pertamanya yaitu Musttafa Kemal At Turk, IPTEK semakin maju. dan pada waktu itu juga di India bermunculan cendekiawan muslim modern yang melakukan usaha-usaha agar umat Islam mampu menguasai IPTEK seperti Sayid Ahmad Khan, Syah Waliyullah , Sayyid Amir, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali jinnah dan abdul Kalam Azad. salah satu dari cendekiawan tersebut yang sangat menonjol dan besar jasanya terhadap umat Islam adalah Sayid Ahmad Khan.
Penguasa Mesir yaitu Muhammad Ali (1805-1849) dalam hal IPTEK agar maju berupaya dengan mengirimkan para mahasiswa untuk belajar IPTEK ke perancis setelah lulus dijadikan pengajar di berbagai perguruan tinggi seperti di universitas Al Azhar sehingga dengan cepat IPTEK menyebar ke seluruh dunia Islam. Selain itu terdapat Universitas Iskandariyah di kota Iskandariah yang memiliki fakultas kedokteran, Teknik, Farmasi, Pertanian, Hukum, Perdagangan dan Sastra. Universitas Aiunusyam di kairo, Universitas Assiut, Universitas Hilwan, universitas Suez, dan Universitas “The American University in Cairo.
Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul kesadarannya tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat Islam sudah jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber asalnya, penyakit bid’ah, tahayul, klenik, perdukunan, kemusrikan dll sangat merebak dan hamper seperti kehidupan Jahiliyah. Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para pembaharu yaitu suatu gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan ajaran yang bersumber pada Qur’an dan Hadits. Para pembaharu tersebut antara lain:
a. Muhammad bin Abdul Wahab yaitu ulama besar yang produktif yang lahir di Nejed Arab Saudi Salah satu kitabnya yaitu Kitab Tauhid, sebuah kitab yang berisi tentang mengesakan Allah SWT dengan membasmi praktek-praktek tahayul, bid’ah khurafat yang ada pada umat islam dan mengajak untuk kembali ke ajaran tauhid yang sebenarnya. Gerakan pembaharuan Abdul Wahab tersebut dikenal dengan Gerakan Wahabiyah.
b. Rif’ah Badawi Rafi’ At Tahtawi yang lahir di Tahta merupakan pembaharu Islam yang pemikirannya yaitu menyerukan kepada umat Islam agar menyeimbangkan antara dunia dan akhirat
c. Jamaluddin Al afgani yang lahir di Asadabad dengan pemikiran pembaharuannya adalah supaya umat Islam kembali pada ajaran agama Islam yang murni , kepemimpinan otokrasi supaya diubah menjadi demokrasi, untuk mewujudkan kemajuan masyarakat Islam yang dinamis agar kaum wanita bekerja sama dengan kaum pria dan Gerakan Pan Islamisme yaitu penyatuan seluruh umat Islam.
d. Muhammad Abduh yaitu pembaharu Islam di Mesir penerus dari gerakan Wahabi dan Pan Islamisme Beliau bersama muridnya yang bernama Muhammad Rasyid Rida menerbitkan jurnal “Al Urwatu Wustsqa” Selain itu Muhammad Abdul juga menyusun kitab yang berjudul “ Ar Risalah at Tauhid”
e. Sayid Qutub yaitu ulama dan tokoh gerakan pembaharuan yang menyelaraskan antara urusan akhirat dengan urusan duniawi dan bersama Yusuf Qardhawi menekankan perbedaan antara modernisasi dengan pembaratan.
f. Sir Sayid Akhmad Khan lahir di Delhi India adalah pembaharu yang produktif dengan berbagai karya diantaranaya Tarikhi Sarkhasi Bignaur berisi catatan kronologi pemeberontakan di Bignaur, Asbab Baghawat Hind, The Causes of the Indian Revolt (sebab-sebab revolusi India, Risalat Khair Khawahan Musulman risalah tentang orang-orang yang setia, dan Akhkam Ta’aam Ahl al Kitab hukum memakan makanan ahli kitab. Selain itu Beliau juga mendirikan Sekolah Inggris di Mudarabad, sekolah Muslim University of Aligarth, membentuk Muhammedan Educational Conference dan mendirikan The Scientific Society lembaga penerjemah IPTEK ke bahasa Urdu serta menerbitkan majalah bulanan Tahzib al Akhlaq dan lain-lainnya.
g. Muhammad Iqbal yaitu seorang muslim India dengan karyanya The Reconstruction of Religius Though in Islam (pembangunan kembali pemikiran keagamaan dalam islam).
Selain yang tersebut di atas, dalam hal perkembangan kebudayaan pada masa modern juga mengalami kemajuan di berbagai Negara Islam artinya Negara yang mayoritas berpenduduk Islam seperti Mesir, Arab Saudi, Irak, Iran, Malaysia, Brunai Darussalam, Kuwait dan indonesia.
Dibidang arsitek, di Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-pembagunan fisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram yang ditengah masjid terdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letahnya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat luas, sangat indah dan megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah pula serta ber A C. Di Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra.
Dalam bidang Sastra pada masa pembaharuan terdapat nama-nama sastrawan yang Islami di berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu sastrawan dan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-1936 di Irak daln lain-lain.
Dalam bidang kaligrafi di abad modern juga berkembang yaitu biasanya digunakan sebagai hiasan di masjid, hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dll dengan media seperti kertas, kayu, kain, kulit, keramik dll.
Gerakan Modern islam
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam yang lahir di Timur Tengah sangat berpengaruh terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut seperti munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan modern di Indonesia pada awal abad ke- 20. Organisasi atau kelembagaan dimaksud yaitu Jamiatul Khair (1905) yang bertujuan izzul Islam wal Muslimin kejayaan Islam dan umatnya dengan gerakannya yaitu mendirikan sekolah tingkat dasar dan mengirimkan anak muda berprestasi ke Turki. Al Irsyad, yaitu bergerak dalam bidang pendidikan pendirinya adalah Syekh Ahmad Sorkati dan para pedagang. Muhammadiyah, yaitu didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta dengan tujuan Menggapai Surga dengan ridha Allah SWT dan mencapai masyarakat yang aman, damai, makmur, sejahtera dan bahagia disertai dengan nikmat Allah yang melimpah ruah dengan baldatun tayyibatun wa rabbun gafur.
Persatuan Islam didirikan oleh Ahmad Hasan dan M. Natsir di Bandung tahun 1920, kegiatan utamanya tabligh, khotbah dan penerbitan guna memurnikan syari’at Islam. SDI (Syarikat Dagang Islam) didirikan oleh Haji Saman Hudi di Solo tahun 1911. SDI diubah menjadi PSI (Partai Serikat Islam ) dan tahun 1929 diubah lagi menjadi PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), semula bergerak dalam ekonomi dan keagamaan kemudian berubah menjadi kegiatan politik. N U (Nahdhatul Ulama) yaitu didirikan oleh KH Hasyim Asy’ ari tanggal 13 januari 1926 di Surabaya dengan tujuan membangkitkan semangat juang para ulama di Indonesia. Matla’ul Anwar, pendirinya adalah KH Yasin pada tahun 1905 di Banten dengan kegiatanyya berupa sosial keagamaan dan pendidikan. Perti (Pergerakan Tarbiyah) didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928 di Sumatera Barat. Kegiatannya bergerak dalam bidang pendidikan, memberantas bid’ah, khurafat dan takhayul serta taklid umat Islam.
Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern
Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan sejarah tersebut dapat memberikan ide dan kreatifitas tinggi untuk mengadakan perubahan-perubahan supaya lebih maju dengan cara yang efektif dan efisien, Problema-problema masa lalu dapat menjadi pelajaran dalam bidang yang sama pada masa yang selanjutnya, Pembaharuan dapat dilakukan dalam berbagai bidang baik ekonomi, pendidikan ,politik dan lain sebagainya.
Di posting : Miggu,08-01-2012
* Safrudin.LAMAT-TK *
Di posting : Miggu,08-01-2012
* Safrudin.LAMAT-TK *
18.46 | Label: Agama Islam | 0 Comments
Keterampilan memberikan penguatan dan keterampilan mengadakan variasi
. Keterampilan Memberikan Penguatan
1. Hakikat Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan ekspresi wajah,gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan.
Menurut Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak yang melakukan pengulanggan perilakunya itu, contohnya pujian. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak menunjang tujuan pembelajaran, harus segera diberi penguatan negatif agar respon tersebut tidak di ulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif contohnya teguran, peringatan atau sanksi.
Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif. Keterampilan memberikan penguatan merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya dalam mencapai perkembangan yang optimal pada pembelajaran. Guru memiliki kelebihan serta kekurangan dalam menerapkan penguatan karena kemampuan setiap guru berbeda-beda. Selain itu, masih ditemukan beberapa sikap guru yang kurang sesuai saat memberikan penguatan.Keterampilan memberikan penguatan yaitu kecakapan yang harus dikuasai guru dalam memberikan penghargaan kepada siswa agar terdorong mengulangi kembali sikap positif dalam pembelajaran sehingga mencapai perkembangan secara optimal. Penghargaan tersebut antara lain penguatan verbal berupa kata atau kalimat pujian dan penguatan non verbal berupa penguatan gestural, kontak, dengan mendekati, kegiatan yang menyenangkan, simbol/benda dan tak penuh. Agar penguatan bermakna bagi siswa maka harus diberikan dengan sungguh-sungguh, bervariasi dan menghindari penggunaan respon negatif. Penguatan harus jelas diberikan kepada sasaran serta diberikan segera setelah siswa melakukan respon positif. setiap guru memilliki kelebihan dan kekurangan dalam menerapkan penguatan. Penguatan memiliki pengaruh positif dan negatif bagi siswa. Saran bagi guru harus memiliki pengetahuan yang banyak tentang keterampilan memberikan penguatan agar dapat menerapkannya dengan baik.
2. Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan
Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah pemberian penguatan yang berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat ,Contohnya : berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti ”bagus”, ” tepat sekali” atau ” saya puas dengan pekerjaanmu”. sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan bahasa tubuh (body language), Contonya :
1. Penguatan berupa mimik dan gerak badan, seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari, atau tepuk tangan, kadang-kadang dilaksanakan bersama-sama dengan penguatan verbal.
2. Penguatan dengan cara mendekati, yaitu mendekatnya guru kepada siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap tingkah laku, pekerjaan, atau penampilan siswa. Caranya antara lain dengan berdiri disamping siswa, berjalan menuju ke arah siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, dan berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi untuk memperkuat penguatan verbal.
3. Penguatan dengan sentuhan, misalnya dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, menjabat tangan siswa, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penggunaan jenis penguatan ini harus dipertimbangkan dengan seksama agar sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan setempat.
4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, misalnya meminta siswa membantu temannya bila ia selesai mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta untuk memimpin kegiatan.
5. Penguatan berupa simbol atau benda, misalnya (V), komentar tertulis pada buku siswa, kartu bergambar, bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain yang tidak terlaalu mahal harganya tetapi mempunyai arti simbolik.
6. Penguatan tidak penuh, jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung memberikan respon menyalahkan siswa itu. Tindakan guru yang baik dengan keadaan seperti ini adalah memberikan penguatan tidak penuh.Penggunaan kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih bermakna.
Adapun tujuan pemberian penguatan ini adalah:
Ø Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
Ø Mengontrol perilaku yang negative
Ø Menumbuhkan rasa percaya diri
Ø Memelihara iklim kelas yang kondusif.
Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu.
Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1.Arus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul. kehangatan dan keantusiasan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Penguatan harus bervariasi
5. Sasaran penguatan harus jelas
B. Keterampilan Mengadakan Variasi
1. Pengertian Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasai dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberi kesan yang unik. Misalnya dua model baju yang sama tetapi berbeda hiasannya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut.Didalam kehidupan sehari-hari variasi memegang peranan yang sangat penting. Tanpa variasi hidup ini akan membosankan. Bayangkan saja kalau setiap hari kita harus makan makanan yang sama, misalnya hanya nasi putih dan ikan asin saja.Sejalan dengan kehidupan sehari-hari variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan menjadi sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama.Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.Apabila guru tidak menggunakan variasi didalam mengajar maka ini akan membosankan siswa, dan menyebabkan siswa menjadi mengantuk dan akibatnya tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai. Penerimaan informasi tentu saja tidak hanya dari segi banyaknya (jumlah) melainkan keragaman informasi yang diperoleh. Ketika anak mengamati gambar rumah dengan warna yang bermacam-macam berbagai bentuk atau model, ukuran, dan keragaman gambar rumah yang bervariasi, maka anak akan mendapatkan informasi tentang warna, bentuk, ukuran, dan variasi-variasi lain sesuai dengan yang ditunjukkan dari gambar rumah tersebut.
Para ahli berpendapat salah satunya yaitu Montessori bahwa anak memiliki masa peka terhadap stimulus yang diterima melalui panca indranya. Dengan demikian panca indra yang dimiliki anak merupakan pintu untuk masuknya informasi semakin banyak dan bervariasi informasi yang ditangkap melalui panca indra yang dimilikinya, maka akan semakin banyak dan beragam pula informasi yang diperolehnya.Variasi stimulus adalah dengan keragaman stimulus yang diberikan, sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera yang dimilikinya. Melalui perbedaan stimulus yang bervariasi selain akan memperkaya informasi yang diperoleh siswa, juga akan menjadikan proses pembelajaran dapat berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.Adapun keterampilan memberi variasi yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).Didalam proses belajar mengajar, variasi ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam gaya mengajar seorang guru, melihat media apa yang digunakan, dan prubahan dalam pola interaksi. Variasi ini lebih bersifat proses daripada produk.Kalau tujuan pembelajaran mencakup domein (ranah) dengan berbagai jenjang penguasaan maka disarankan untuk memakai berbagai jenis metode pada setiap penyajian apalagi kalau siswanya sangat bervariasi.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian variasi gaya mengajar, yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
b. Menurut Abu Ahmadi gaya belajar, adalah tingkah laku sikap, dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran
c. Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
d. Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar dimuka kelas.
Dari definisi pendapat para ahli tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.
Variasi adalah tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton, didalam pembelajaran yang mana dapat menghilangkan kebosanan, dapat meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa, dan juga membuat kadar keaktifan siswa menjadi bertambah. Contohnya saja, seorang guru membuat variasi misalnya yang membuat siswa menjadi penasaran, tentunya siswa akan menjadi ingin tahu dan akhirnya ia akan menjadi aktif dan bertanya tentang hal yang tidak ia ketahui tersebut .
2. Tujuan dan Manfaat Variasi
a. Tujuan
Penggunaan Variasi terutama ditujukan kepada anak didik, dan bermaksud.
1. Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;
Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan di kelas. Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Memang ada banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, faktor gaya guru dalam mengajar yang tanpa ada variasinya, dan lain sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
2. Memberi kesempatan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru;Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar,motivasi memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar.
Motivasi ada 2, yaitu : motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam dirinya ada motivasi intrinsik yakni kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu lebih banyak terhadap materi yang diberikan guru. Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa yang tidak ada motivasi dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi guru. Guru selalu dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya (intrinsik) memerlukan motivasi ekstrinsik untuk me;lakukan kegiatan belajar. Disinilah peranan guru lebih dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang semangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa.
Bahwa kenyataan yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang dipegang guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau anak didiknya.
ini adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa juga ingin selalu dekat dengan guru.Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan pendekatannya sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa
4. Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Terutama keterampilan bervariasi, untuk mengembangkan keterampilan variasi mengajar ini, guru hendaklah menguasai penggunaan media, berbagai pendekatan dalam mengajar, berbagai metode mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akan memudahkan guru melakukan pengembangan variasi mengajar dan memberi kemungkinan guru untuk memilih mana yang kebih tepat yang dapat menunjang tugasnya mengajar dikelas.Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah, fungsinya sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan. Misalnya ; kurangnya fasilitas dalam bidang studi IPA (Fisika, Biologi). Mungkin tidak adanya laboratorium Fisika ini menyebabkan kurangnya kemampuan metode eksperimen. Maka, alternatif yang sangat terpaksa guru lakukan adalah memilih metode ceramah atau tanya jawab yang sebenarnya kurang sesuai dengan mata pelajarannya.
Sedangkan tujuan Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi pelajaran merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
3) Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas
4) Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
5) Memiliki kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar terutama keterampilan bervariasi.
6) Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru
7) Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang kurang senang terhadap dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat dengan guru.
8) Meningkatkan kadar CBSA
b. Manfaat Variasi Gaya Mengajar :
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru.
Menurut Uzer Usman variasi gaya mengajar yaitu sebagai berikut :
1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3) Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Manfaat variasi gaya mengajar menurut para ahli , JJ Hasibuan variasi gaya mengajar yaitu sebagai berikut :
a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar.
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar
d. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
3. Prinsip-prinsip penggunaan variasi
a) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
c) Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena variasi ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Umpan balik ini ada dua yaitu :
v Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan
v Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi pertimbangan, yaitu :
a. Bertujuan
Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki tujuan yang terarah dan jelas. Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi stimulus juga harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifatt materi, karakteristik siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk melaksanakannya.
b. Fleksibel
Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak dinamis). Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara spontan pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
c. Kelancaran dan berkesinambungan
Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan lancar. Perpindahan dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan pembelaran dapat diterima oleh siswa.
d. Kewajaran/tidak dibuat-buat
Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan seperti dipaksakan. Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.
e. Pengelola yang matang
Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil, penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola secara lebih matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif mendukung proses pembelajar yang lebih bermakna.
4. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi
1) Variasi dalam cara mengajar guru.
a) Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.
Seorang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar.
Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).
Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa
sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.
sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.
Setelah membaca uraian diatas kita tahu betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak batiniah masing-masing individu .
b) Pemusatan perhatian siswa (focusing) : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-baik,” atau” Nah, ini penting sekali “atau” Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.
c) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) : adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru memerangkan sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. Misalnya : Dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit lalu guru melakukan jeda (senyapan)/ berhenti sebentar sambil mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam, lalu guru melanjutkan kembali.
d. Mengadakan kontrak pandang dan gerak (eye contact and movement) : Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka.
e. Gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan digerakan badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f. Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) : pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Biasakan bergerak bebas didalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada murid sambil mengontrol tingkah laku murid.
2) Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap kepapan tulis.
3) Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, kearah lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.
4) Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang kea rah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.
2) Variasi Dalam Penggunaan Media dan alat Pengajaran.
Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba.Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diograma, specimen, gambar, film, dan slide.
b. Variasi alat atau abhan yang dapat didengar (auditif aids): suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengan yang diariasikan dengan indera lainnya
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan atau secara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan atau dimanupulasikan.
d. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids) : Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk misalnya film, televise, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
3) Variasi Pada Interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, dimulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi, pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Pola interaksi dapat berbentuk : Klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan Uzriasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi
5. Model-model belajar
Dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan memahami gaya atau model-model belajar siswanya, supaya siswa termotivasi, bersemangat dan berminat dalam belajar. Adapun model-model belajar ada tiga macam, yaitu :
a. Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan “gambaran keseluruhan” (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan pelajaran secara sekilas. Ciri-ciri pelajar visual :
1) Teratur, memperhatikan segala sesuatu
2) Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatkan memorinya Dari ciri-ciri diatas, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikan bahan pelajaran, guru harus bisa menggunakan gambar, warna, untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan meningkatkan memori siswa terhadap bahan tersebut.Gaya mengajar guru yang mudah mempengaruhi siswa ini adalah kontak pandang, perpindahan posisi dan eksperimen wajah.
b. Auditorial
Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar. Untuk itu guru disaat menerangkan dituntut untuk menggunakan variasi, pemusatan, perhatian dan kesenyapan memudahkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
Ciri-ciri siswa auditorial adalah :
1) Perhatiannya mudah terpecah
2) Berbicara dengan pola berirama
3) Belajar dengan cara mendengar
4) Berdialog secara internal dan eksternal
c. Kinestetik
Bagi pelajar kinestetik, belejar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung dengan aktifitasnya, jadi merekacenderung pada eksperimen (gerak).
Ciri-ciri siswa kinestetik adalah :
1) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca
2) Mengingat sambil melihat langsung.
Disini guru dianjurkan melibatkan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung, menggunakan metode eksperimen, bahasa tubuh guru hendaknya bervariasi, supaya menarik perhatian siswa dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
By.Safrudin
DAFTAR PUSTAKA
JJ. Hasibuan, 2008. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kunandar, 2007, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
10.01 | Label: Pendidikan | 0 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Pengikut
Posting
-
. Keterampilan Memberikan Penguatan 1. Hakikat Keterampilan memberikan penguatan Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku ...
-
Benturan-benturan antara Islam dengan kekuatan Eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh tertinggal dengan Eropa dan yang merasakan pertama ...